Banyak Penerbit Belum Paham ISBN
Implementasi sistem penomoran buku-lebih dikenal dengan nama ISBN- di Indonesia saat ini masih kacau. Masih banyak ditemukan nomor invalid, berupa ISBN yang digunakan ganda untuk beberapa judul buku yang berbeda.
“ISBN itu ibaratnya identitas buku, karenanya tidak mungkin ditemukan ISBN yang sama di dunia ini. Satu ISBN hanya untuk satu judul buku saja,” tutur Konsultan Penerbitan Buku Gregorius Aris Buntarman di depan peserta “Pelatihan Penerbitan Penyusunan dan Pengelolaan ISBN” yang digagas Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) Jabar di Kadin Lounge, Rabu (5/11).
Kesadaran akan pencantuman ISBN yang akurat ini sudah harus segera dimulai demi kemajuan industri buku nasional. Perkembangan teknologi yang semakin canggih memungkinkan jual beli buku di sejumlah toko buku mulai menggunakan sensor yang membaca kode ISBN dan barcode yang tertera. Hal tersebut berlaku internasional. Karenanya tanpa ISBN yang akurat, data yang terkandung dalam suatu buku bisa kacau karena tertukar dengan informasi pada buku yang lain.
Sayangnya, hingga saat ini masih banyak penerbit yang belum paham mengenai ISBN dan barcode untuk produk buku yang mereka terbitkan ini. Tak jarang pula penerbit yang merasa tidak perlu menggunakan ISBN dan barcode diakibatkan minimnya sosialisasi dan informasi mengenai hal ini.
Disadur dari : Pikiran Rakyar
Pusat barcode dan point of sale indonesia 