Kementerian Koperasi dan UKM mulai mengupayakan secara bertahap agar produk UKM Indonesia mulai berbasis eco-green agar lebih mudah menembus pasar ekspor.
“Kami mulai mendorong pelaku UKM agar memproduksi barangnya dengan menerapkan konsep eco-green yang lebih ramah lingkungan,” kata NEDDY RAFINALDI HALIM Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha Kementerian Koperasi dan UKM, pada Antara, di Jakarta, Rabu (13/10).
Hal itu harus mulai dilakukan untuk membuka peluang lebih besar lagi bagi pasar produk UKM yakni pasar ekspor. Produk berbasis eco-green, saat ini banyak diminati berbagai negara maju.
“Oleh karena itu kami melakukan fasilitasi dan pendampingan kepada sejumlah UKM agar mulai menerapkan konsep eco-green dalam memproduksi barang-barangnya,”kata NEDDY.
Pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk menerapkan konsep eco-green tersebut termasuk menggandeng Korea Selatan (Korsel) yang selama ini dikenal dengan produk-produk UKM-nya yang ramah lingkungan. Pihaknya bahkan telah menjalin kesepakatan dengan Korsel untuk bekerja sama dalam penerapan eco-green.
Konsep eco-green merupakan konsep pengelolaan dan produksi material yang diupayakan untuk selalu ramah lingkungan. Korsel merupakan salah satu negara yang sangat concern terhadap pengelolaan produk berbasis eco-green.
“Kami telah sepakat membuat ‘joint operation’ dalam kerja sama eco-green yang akan dikembangkan di Indonesia,”kata SJARIFUDDIN HASAN Menteri Koperasi dan UKM, belum lama ini.
Menteri SJARIFUDDIN mengatakan, Korsel telah setuju untuk membantu Indonesia dalam menerapkan konsep eco-green khususnya bagi pelaku UKM di tanah air. Untuk kepentingan itu, akan segera dibuka kantor perwakilan dan pemasaran bersama di Indonesia.
Korsel setuju untuk membiayai proyek percontohan implementasi konsep eco-green di Indonesia khususnya dalam bidang UKM sekaligus pemasaran produk UKM berbasis eco-green yang ramah lingkungan. (ant/tin)
Disadur dari : Suara Surabaya